a. Mengurangi polusi udara
Gas buangan pabrik yang mengandung asap dan partikel berbahaya dapat
diatasi dengan menggunakan alat yang disebut pengendap cottrel. Prinsip
kerja alat ini memanfaatkan
![Picture2](http://fauzanagazali.files.wordpress.com/2011/05/picture22.png?w=189&h=300)
sifat muatan dan penggumpalan koloid sehingga gas yang dikeluarkan ke udara telah bebas dari asap dan partikel berbahaya
Asap dari pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui
ujung-ujung logam yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000
sampai 75.000 volt). Ujung-ujung yang runcing akan mengionkan
molekul-molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan diadsorpsi oleh
partikel asap dan menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel bermuatan
itu akan tertarik dan diikat pada elektrode yang lainnya. Pengendap
Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan, yaitu
mencegah polusi udara oleh buangan beracun dan memperoleh kembali debu
yang berharga (misalnya debu logam).
b. Penggumpalan lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet
merupakan sol, yaitu dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam
merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar (polimer). Partikel
karet alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol getah karet.
Untuk mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet
menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Untuk
mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam formiat; HCOOH
atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan
pelindung yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion H+-nya
akan menetralkan muatan partikel karet sehingga karet akan menggumpal.
Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih
lanjut sebagai lembaran yang disebut sheet atau diolah menjadi karet
remah (crumb rubber). Untuk keperluan lain, misalnya pembuatan balon
dan karet busa, getah karet tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam
wujud cair yang disebut lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks,
getah karet dicampur dengan larutan amonia; NH3. Larutan amonia yang
bersifat basa melindungi partikel karet di dalam sol lateks dari zat-zat
yang bersifat asam sehingga sol
tidak menggumpal.
c. Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat
terlarut merupakan dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam
kesehatan adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal
ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat melewati selaput semipermiabel
dengan demikian pada akhir proses pada kantung hanya tersisa koloid
saja. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis
koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita
gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian
dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
d. Penjernihan air
Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air.
Kadang-kadang air dari mata air seperti sumur gali dan sumur bor tidak
dapat dipakai sebagai air bersih jika tercemari. Air permukaan perlu
dijernihkan sebelum dipakai. Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik
skala kecil (rumah tangga) maupun skala besar seperti yang dilakukan
oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Pada dasarnya penjernihan air
itu dilakukan secara bertahap. Mula-mula mengendapkan atau menyaring
bahan-bahan yang tidak larut
dengan saringan pasir. Kemudian air yang telah disaring ditambah zat
kimia, misalnya tawas atau aluminium sulfat dan kapur agar kotoran
menggumpal dan selanjutnya mengendap, dan kaporit atau kapur klor untuk
membasmi bibit-bibit penyakit. Air yang dihasilkan dari penjernihan
itu, apabila akan dipakai sebagai air minum, harus dimasak terlebih
dahulu sampai mendidih beberapa saat lamanya.
Untuk memperjelas tentang penjernihan air perhatikan gambar 9.13 berikut!
![penjernihan air](http://fauzanagazali.files.wordpress.com/2011/05/penjernihan-air.jpg?w=480&h=217)
Proses
pengolahan air tergantung pada mutu baku air (air belum diolah), namun
pada dasarnya melalui 4 tahap pengolahan. Tahap pertama adalah
pengendapan, yaitu air baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda
yang tak larut mengendap. Pengendapan ini memerlukan tempat yang luas
dan waktu yang lama. Benda-benda yang berupa koloid tidak dapat
diendapkan dengan cara itu.
Pada tahap kedua, setelah suspensi kasar terendapkan, air yang
mengandung koloid diberi zat yang dinamakan koagulan. Koagulan yang
banyak digunakan adalah aluminium sulfat, besi(II)sulfat,
besi(III)klorida, dan klorinasi koperos (FeCl
2Fe
2(SO
4)
3).
Pemberian koagulan selain untuk mengendapkan partikel-partikel koloid,
juga untuk menjadikan pH air sekitar 7 (netral). Jika pH air berkisar
antara 5,5–6,8, maka yang digunakan adalah aluminium sulfat, sedangkan
untuk senyawa besi sulfat dapat digunakan pada pH air 3,5–5,5.
Pada tahap ketiga, air yang telah diberi koagulan mengalami proses
pengendapan, benda-benda koloid yang telah menggumpal dibiarkan
mengendap. Setelah mengalami pengendapan, air tersebut disaring melalui
penyaring pasir sehingga sisa endapan yang masih terbawa di dalam air
akan tertahan pada saringan pasir tersebut.
Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air
kapur untuk menaikkan pHnya, dan untuk membunuh bakteri diberikan
kalsium hipoklorit (kaporit) atau klorin (Cl
2).
e. Sebagai deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau
mengendapkan protein dalam keringat.endapan protein ini dapat
menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang
dihasilkan berkurang.
f. Sebagai bahan makanan dan obat
Ada zat-zat yang tidak larut dalam air sehingga harus dikemas dalam
bentuk koloid sehingga mudah diminum. Contohnya obat dalam bentuk
kapsul.
g. Sebagai bahan kosmetik
Ada berbagai bahan kosmetik kosmetik berupa padatan, tetapi lebih
baik digunakan dalam bentuk cairan. Untuk itu biasanya dibuat berupa
koloid dengan tertentu.
h. Sebagai bahan pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan
detergen. Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen
berfungsi sebagai emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak
dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat
dihilangkan dengan cara pembilasan dengan air.
Back to Bahan Ajar: Click
Here
Be the first to like this.
Tinggalkan Sebuah Komentar